Selasa, 13 Januari 2009

Lembaran Bicara Hati Waknyo (siri 1)

BICARA 1 :

Gersang Bumi Tanpa Hujan, Gersang Minda Tanpa Ilmu,
Gersang Hati Tanpa Iman, Gersang Jiwa Tanpa Amal.

BICARA 2 :

Aku terlahir dari rahim seorang ibu yang sangat aku cintai dari asal sekinchan selangor dari keturunan jawa, hasil buah cinta kasih ibu-ku dengan pemuda jawa melaka (bapak-ku), pada hujung tahun 1982 maka terlahirlah aku dengan berat 1.8kg bersamaan panjang 52cm.

Kini aku telah memiliki banyak anak yang dinamakan antaranya 1.anak murid 2.anak buah 3.anak saudara... dari hasil berpinak ranaknya ilmu aku yang asalnya terbit dari seorang yang bernama guru sejak tanggal 1986 hingga kini...terima kasih guru, kerana dikaulah aku jadi manusia yang tidak kenal erti susah..semua ini asalnya aku dari kandungan mu yang lahir dan terbit dari gudang-gudang mu...

kini Aku dan anak-anak ku yang berusaha pula membangkitkan rumah tangga untuk mengandungkan dan melahirkan anak-anak generasi yang kenal dengan Tuhannya, hormat gurunya, menyayangi ibu bapanya dan menyantuni masyarakat dan bangsa..

Aku sekarang tinggal di perantauan yang amat jauh dari keluarga tercinta.. namun apakan daya, semua ini adalah perinsip perjuangan dan cita-cita ku yang suka berhijrah & merantau di negeri orang.. aku jadikan hidup di perantau sebagai obor untuk aku kenal erti susah untuk hidup menyara diri sendiri..ku lakukan ini semua adalah kerna untuk mengenang jasa perit jerihnya ibu bapa ku yang telah menyaraku selama ini..kini tibalah pula giliran ku mengorbankan wang, masa, tenaga & doa semua untuk mereka... perjalanan hidup merantau juga adalah untuk aku kenal erti hidup ummah di seluruh pelusuk dunia..kerna bagi ku ukhwah fillah adalah nadi ku, guru yang memberikan ilmu adalah jantungku, ayah ibu ku adalah nafas ku..

Semoga kelak aku dan anak-anak ku akan segera mungkin disatukan tangan perjuangan Islam, untuk menjalani kehidupan damai bersama kembali tanpa terpisah atau terbatas dan ruang lagi...

BICARA 3 :

Wahai saudara, teman dan sahabatku.. Bercerminlah engkau dengan cermin yang ada di dinding hati mu, kerana cermin yang tergantung di dinding rumah mu hanya akan memberikan gambaran luaran yang sebenarnya tidak nyata adanya...

BICARA 4 :

Usah dikau sesekali bicarakan lautan andai pantai tidak pernah dikau jejaki..

BICARA 5 :

Diantara kenangan dan hari esok : di antara jejak sang pengelana telah terlintas utaian-untaian akhir dari sebuah masa.. di belakang dia berdiri sepert membentuk rangkaiai ribuan cerita kehidupan yang mungkin bukan untuk di lupakan...

Langkah sang musafir menempuh hingga di sebuah penghujung awal waktu. membentang di depan matanya, sebuah masa begitu putih terdampar bak permaidani yang belum terinjak oleh kaki berdebu di sana...

Di sebuah garis waktu yang bernama hari, sesaat sang pengembara menghentikan perjalanannya sebelum meninggalkan yang sudah tertempuh oleh jejak kakinya dan meneruskan langkahnya tuk menyusuri apa yang ada di depan penglihatannya. di tengah hari sesaat sebelum bergantinya masa ia berucap...

"Hai Masa"....., kini kaki ku sesaat lagi akan melangkah pada mimbar baru yang oleh ku ku sebut dia ESOK, izinkan aku mengcapkan selamat tinggal pada mu masa, yang telah memberikanku ribuan kenangan dan hikmah kehidupan," sang musafir menghela nafasnya seraya memalingkan wajahnya pada hamparan putih di depannya...

"WAHAI MASA"...., tinggal beberapa detik lagi jantung, nadi dan jarum jam yang berpusing dalam gerak tari ku kan tinggalkan podium cerita yang oleh lidah ku tersebut kenangan, izinkan aku untuk mengucapkan selamat datang [ada mu masa...yang di mana aku akan menempa segala petuah yang mungkin aku akan menempa segala petuah yang mungkin aku dapatkan dari mu".. sambil mengusap raupnya yang berkerut kerana usia, sang pengelana bersiap meneruskan perjalanannya sebelum ia terus hilang dari pandangan isi alam...

"Merenung dan tentukan jalan ke depan"... BISMILLAH WAL HAMDULILLAH WA SYUKRULILLAH AMIN YA ROBBAL 'ALAMIN

Tiada ulasan: